Review Jejak Langkah Edisi Kedua 1959-2020 HMP PL ITB Komisariat
Poseidon - HMP21023
HMP Pangripta Loka ITB 1959-2020 adalah satu tempat dimana mahasiswa dimaknai lebih dari sekedar status pendidikan, atau selain sebagai salah satu entitas dalam diskursus publik dan demokrasi. Proses tersebut terjadi di wadah yang disebut himpunan. Ungkapan yang lumayan terkenal saat kami masih menjadi aktif adalah ungkapan bahwa HMP-PL hanyalah sebuah wadah kosong yang isinya terdefinisi oleh siapa yang mengisi. Buku Jejak Langkah adalah modal awal yang sangat berharga agar himpunan mahasiswa ini punya kebiasaan baik untuk mencatat perjalanannya dan mengarsipkan sejarahnya
“Jejak Langkah HMP” merupakan salah satu program kerja dari Divisi Hubungan Luar yang berisi berbagai kisahkisah yang terjadi di HMP sejak pertama kali didirikan. Buku ini dibagi dalam 4 periode besar, Periode I (1969 – 1978), Periode II (1979 – 1988), Periode III (1989 – 1998), da Periode IV (1999 – 2012). Pembagian periode ini berdasarkan subjektivitas tim penulis dengan membagi kisahkisah tersebut dalam rentang waktu 1 dekade.
Periode I (1959-1978)
Pendirian HMTPDK ITB didirikan pada tanggal 14 September 1959, yaitu Bagian Tata Pembangunan Daerah dan Kota. Perkembangan Pendidikan Teknik Planologi ITB sendiri tidak dapat dilepaskan dari perkembangan Jurusan Teknik Sipil. Asal Mula Pangripta Loka seminggu setelah TPDK berdiri, yaitu Himpunan Mahasiswa Tata Pembangunan dan Kota ITB. Ada beberapa gagasan nama yang diajukan, yaitu lencana HMTPDK Pangripta Loka, Bendera HMTPDK Pangripta Loka, dan Hymne HMTPDK Pangripta Loka yang diciptakan oleh Risman Maris dan Djoko Sujarto
Periode II (1979-1978)
Setiap himpunan pasti melaksanakan regenarasi anggotanya, yang diawali dengan kaderisasi guna mengenalkan calon-calon anggota biasa HMP dengan budayabudaya di himpunan. Sistem kaderisasi yang dianut HMP saat kepengurusan pada periode sekitar 80an masih dapat dikatakan “brutal”. Kejadian yang ekstrim pada masa kaderisasi, yaitu pertama kalinya dalam sejarah OS (kaderisasi – red) HMP, peserta OS "sempat" melakukan aksi mogok OS. Peserta OS mengutus utusan untuk melakukan negosiasi dengan panitia pelaksana OS. Peserta Jaket Himpunan “Maroon” Pertama HMP baru memiliki jaket himpunan ketika OS angkatan 1987.
Waktu itu, para pengurus dan anggota himpunan yang lebih senior baru mengenakan “maroon” pada saat menjelang akhir masa ospek angkatan 1987. Kejadian Penting: Dua Pimpinan Satu Angkatan Pada periode ini, terdapat kejadian penting pada masa kepengurusan angkatan 1987, yaitu Murdiono yang menjabat sebelum Riza Novara. Pelopor Mogok Kuliah: Bentuk Protes terhadap Kebijakan Kampus Ada satu cerita menyangkut partisipasi HMP dengan Jurusan Planologi, yaitu ketika masa kepemimpinan Dodie Tricahy
Periode III (1989-1998)
Ospek di Era Reformasi Jika pada periode II atau sebelumnya, dilaksanakan dengan kesan brutal, berbeda halnya dengan kaderisasi atau ospek. Ospek dilakukan berpindah-pindah tempat agar tidak ketahuan oleh pihak rektorat sehingga ospek berjalan sangat lama. Ospek dilakukan berpindah-pindah tempat agar tidak ketahuan oleh pihak rektorat sehingga ospek berjalan sangat lama. Ospek dilakukan berpindahpindah tempat agar tidak ketahuan oleh pihak rektorat sehingga MPAB adalah metode yang berbeda dari tahun sebelumnya terutama dari sisi metode. Metode lapangan disiapkan untuk kegiatan alam bebas, dengan harapan peserta kaderisasi dipressure oleh alam, bukan oleh panitia.
Program kerja yang menjadi andalan pada kepengurusan saat itu adalah pemberian beasiswa kepada anakanak sekolah yang kurang mampu. Program kerja yang menjadi andalan pada kepengurusan saat itu adalah pemberian beasiswa kepada anakanak sekolah yang kurang mampu.
Kejadian Penting adalah antara HMP dan Jurusan atau Prodi pada periode ini. HMP pernah dibekukan oleh Jurusan pada tahun 1997-1998 dan tidak tercatat secara resmi dalam Uni-Himpunan di Rektorat. Strategi kepengurusan bermain dalam taktis kegiatan dan program yang 'gampang' saja dengan tujuan agar massa HMP kembali ke ruang himpunan. Kontroversi: Konser Dewa 19 dan Gesekan Antarangkatan Ada suatu kejadian di periode ini. HMP 97 pernah menjadi motor kegiatan Konser Dewa 19 dimana saat itu kepengurusan dari HMP PL'98.
Acara tersebut menurut angkatan 97 dianggap sebagai "persembahan terakhir" untuk HMP. Hempunan tersebut adalah Himpunan Mahasiswa Planologi Pangripta Loka ITB. Hempunan tersebut adalah Himpunan Mahasiswa Planologi Pangripta Loka ITB. HMP waktu itu adalah HMP yang egaliter, hangat, kritis dan romantis.
Periode IV (1999-2011)
Kaderisasi HMP pada tahun 2000 memiliki warna tersendiri dalam membentuk kader-kadernya. Metode yang digunakan adalah MPAB, NGT, dan TFT masih sama dengan metode yang digunakan oleh HMP sampai dengan sekarang. Penyusunan kurikulum kaderisasi ini belum selesai sampai dengan akhir kepengurusan, namun metode kaderisasi berjenjang terus digunakan untuk kaderisasi HMP sampai sekarang.
Kepengurusan Mandra HMP02 menyebabkan beban kaderisasi yang tertunda dikepengurusan sebelumnya mengakibatkan kaderisasi untuk 2 angkatan yaitu angkatan 2006 dan angkatan 2007. Proses menghilangkan kultur yang dihilangkan pada kaderisasi HMP mulai digantikan dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas).
Inovasi metode pengabdian masyarakat yang dilakukan di MPAB 2005 adalah pengetahuan dan penanaman sense of community. NGT sudah berada di kepengurusan Yuriza dan ketuanya adalah Yudi HMP06. Konsep yang tidak jauh berbeda adalah bagian yang perlu diperbaiki dari MPAB 2007.
Adhamaski Pangeran HMP08 mengusung inovasi yang belum pernah dilakukan sebelumnya dimana tahapan kaderisasinya dilakukan dengan metode lapangan dan materi di ruangan. Program Kerja unggulan yang dilaksanakan pada kepengurusan 2003-2004 adalah kegiatan Planosphere, Planosphere II, dan Try Out SPMB dengan HMP, Departemen Teknik Planologi dan Kota Bandung.
HMP ke Malaysia membanggakan program kerja untuk mengetes sejauh mana kemampuan HMP pada saat itu. Program ini merupakan suatu trial untuk mengetes sejauh mana kemampuan HMP pada saat itu.
Planosphere adalah program kerja besar yang dibawa oleh Badan Pengurus semasa kepengurusan Yuriza, Ketua Himpunan 2006. Planosphere 6 memiliki ketua terlebih dahulu dibentuk tim kajian untuk mengonsep acara besarnya. Program kerja unggulan di HMP adalah kegiatan Planosphere, yang menggagas inovasi melalui program pengabdian masyarakat berbasis keilmuan. HMP dapat berkomitmen dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi di desa binaan hingga tuntas, dan melakukan pengabdian masyarakat yang mengedepankan keilmuan HMPlanologi.
Revisi AD/ART HMP adalah pemenuhan syatar diterimanya LPJ Dhani PL00, pendampingan oleh Dhani hingga revisi ini dapat diselesaikan pada kepengurusan 2004/2005. Kejadian yang cukup menyebabkan berbagai permasalahan untuk HMP baik dalam internal HMP, hubungan dengan prodi dan hubungan HMP dengan himpunan lain.
Kejadian Penting: Hilangnya Kahim HMP pada periode 2008-2009 adalah beberapakejadian yang cukup menjadi permasalahan bagi HMP saat itu. Kejadian ini menyebabkan berbagai permasalahan untuk HMP baik dalam internal HMP, hubungan dengan prodi serta hubungan HMP dengan himpunan lain. Keadaan himpunan yang “chaos” ini juga menyebabkan animo dan semangat warga untuk berhimpun menjadi turun. Keadaan himpunan yang “chaos” ini juga menyebabkan animo dan semangat warga untuk berhimpun menjadi turun.
IMPI merupakan kumpulan mahasiswa Planologi di seluruh Indonesia yang membentuk suatu organisasi. Setelah dibentuk tahun 1997, IMPI mengalami kevakuman dan dilaksanakan Kongres IMPI di Malang untuk menginisasi kembali forum mahasiswa Planologi skala nasional dan dilanjutkan dengan pertemuan mahasiswa di Yogyakarta.
Periode V (2012-2020)
Kepengurusan HMP PL ITB 2012/2013 (HMP Cemerlang) Pada akhir kepengurusan, BP 2012/2013 menyelenggarakan acara Gema Plano Raya (GEMPAR) 2013. Konsep acara ini dibuat tidak semegah acara besar HMP sebelumnya, yaitu Planosphere. Penyederhanaan ini bertujuan untuk membudayakan penyelenggaraan acara yang sederhana namun memiliki banyak manfaat. Berkat pelaksanaan acara GEMPAR dan manajemen tim keuangan, maka BP 2012/2013 bisa meninggalkan Rp 33,8 juta untuk Badan Pengurus selanjutnya, dimana dana pada awal kepengurusan hanya Rp 22 juta.
Pada periode ini, BP 2012/2013 fokus mengintegrasikan wadah-wadah kaderisasi komunal yang
tersedia, baik yang diselenggarakan HMP maupun oleh KM-ITB, yaitu rangkaian kegiatan dan
diklat OSKM/PROKM. Hal ini perlu dilakukan setelah adanya kebijakan kampus terkait percepatan
batas waktu lulus (maksimal 6 tahun).
HMP memutuskan untuk berpartisipasi kembali dalam forum IMPI, membantu kesuksesan acara GEMPAR 2013, dan menjadi warisan bagi generasi penerus HMP.
BP 2012/2013 memiliki arah gerak eksternal yang bertujuan untuk memperkuat posisi dan peran HMP dalam lingkungan KM-ITB. Keterpaduan pilar eksternal tersebut tidak terbatas dalam aktivitas hubungan luar HMP, namun juga mempengaruhi aktivitas lain, seperti pergerakan ekstrakampus KM-ITB, kaderisasi calon anggota HMP dan pencapaian profil mahasiswa ITB, advokasi kesejahteraan mahasiswa, inovasi karya mahasiswa, dan koalisi yang solid dengan himpunan-himpunan lain. HMP memiliki keunggulan dalam kajian
Kepengurusan HMP PL ITB 2013/2014 adalah himpunan dapat memberikan "manfaat" - baik secara internal untuk seluruh anggotanya dalam berbagai bentuk, maupun secara eksternal bagi lingkungan di sekitarnya. Memikat Warga, Membentuk Modal Sosial Karena HMP PL bukan merupakan organisasi yang berbasiskan minat, keberlangsungan organisasinya sangat bergantung pada keterlibatan anggota. Membangun Jaringan, Menumbuhkan Kepedulian Untuk dapat memberikan manfaat bagi lingkungan di sekitarnya, HMP PL harus membangun jaringan dengan berbagai pemangku kepentingan. HMP PL adalah organisasi yang dapat memfasilitasi kebutuhan mahasiswa perencanaan wilayah dan kota untuk pengembangan kapasitas keprofesian dan aktualisasi diri secara kolektif. Riset Himpunan hingga Bandung City Forum (BCF) adalah organisasi yang dapat memfasilitasi kebutuhan mahasiswa perencanaan wilayah dan kota untuk pengembangan kapasitas keprofesian dan aktualisasi diri secara kolektif.
Kepengurusan HMP PL ITB 2014/2015 (HMP Beraksi) Reformasi Sistem Kaderisasi adalah salah satu hal yang dicanangkan BP Beraksi, dengan mempertanyakan kembali secara fundamental praktek-praktek kaderisasi yang sudah turuntemurun terus dijalankan, meskipun tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman atau bahkan nir-esensi sedari awal. Kebutuhan peningkatan kapasitas keprofesian dan keahlian, kebutuhan peningkatan kualitas asimilasi anggota baru untuk menutup “gap” antara senior dan anggota baru.
Kepengurusan HMP PL ITB 2015/2016 (HMP Hebat) mungkin menjadi kepengurusan tersingkat karena 1 periode tidak berjalanselama 1 tahun kalender (365 hari) disebabkan oleh ultimatum rektorat mengenai penyeragaman periodisasi himpunan dengan ancaman pembekuan anggaran kemahasiswaan oleh LK. RA dibuka dengan Plenary Session dan Parallel Session, dan dilanjutkan dengan pembahasan tiap bidang dalam Parallel Session. Memaknai Himpunan sebagai “Kota” menurunnya tren partisipasi, dan meningkatnya pola hubungan transaksional antara warga dan himpunan.
Kepengurusan HMP PL ITB 2017/2018 (HMP Berkibar) diawali dengan keinginan untuk melawan dikotomi, sekat dan rasa serba berketerbatasan. Branding kepengurusan disusun untuk mendiseminasi semangat dan value dari tema besar Kampung Kota dan juga semangat HMP Berkarya itu sendiri. Kebijakan jam malam kampus yang pada saat itu sangat digalakkan juga membuat pelaksanaan RA sulit karena kerap kali kami harus menyesuaikan dengan petugas. RA Luar Biasa dilaksanakan dengan mengumpulkan 23 anggota aktif HMP Pangripta Loka ITB. RA Luar Biasa merupakan penyimpangan AD/ART HMP PL ITB karena dilakukan pemotongan pembahasan program kerja Badan Pengurus. Konsekuensi atas penggunaan mekanisme Rapat Anggota Luar Biasa menurunnya kualitas Rapat Anggota secara khusus dan HMP secara keseluruhan. Hal tersebut dirasa menurunkan HMP secara kualitas mensinyalir bahwa himpunan ini mungkin bukan lagi menjadi himpunan yang arah geraknya disepakati secara bersama.
Kepengurusan HMP PL ITB 2019/2020 adalah periode dimana Badan Pengurus Komisariat HMP PL ITB untuk pertama kalinya dibentuk setelah sebelumnya berupa BPS (Badan Pengurus Sementara). Konsekuensi atas pilihan bahwa menjadikan proses pemilihan ketua umum HMP PL ITB Periode 2019/2020 bersifat menyeluruh dilaksanakan di Ganesha dan Jatinangor. Inisiasi Pangripta Loka Data Center (PLDC) yang diharapkan sebagai perwujudan pemanfaatan big data sebagai alat dalam pengambilan kebijakan atau yang dikenal dengan istilah data driven policy.
Ketidakpastian adalah bentuk sistem yang diajukan untuk menjadikan tahapan akhir untuk refleksi maupun apresiasi atas perjalanan panjang tidak dapat dilakukan secara normal dengan penuh kehidmatan. Prodi PWK ITB menjadi salah satu prodi dengan sistem multikampus yang melayani pengembangan lebih lanjut dan peningkatan hubungan persahabatan, baik lingkungan, kesepakatan antar anggota, kepercayaan, dan saling kerja sama yang bermanfaat di antara anggota organisasi.
Komentar
Posting Komentar